Kedermawanan merupakan akhlak mulia, ciri akhlak Muslim. Sebaliknya kikir dan bakhil merupakan akhlak tercela, dan bukan ciri akhlak muslim, yang sumbernya dari jiwa yang kotor dan hati yang gelap. Manusia tidak akan dapat menghindari penyakit hati berupa kikir kecuali seorang muslim dengan iman dan amal shalihnya menjadikan jiwanya bersih yang mampu menghapus sifat kikir dan bakhil.
 |
https://goo.gl/8FUmkx |
Manusia diciptakaan Allah SWT memiliki sifat kikir dan manusia tidak bisa menghindarinya kecuali orang muslim yang beriman dan beramal shaleh. Seorang muslim dengan iman dan amal shalehnya seperti zakat dan shalat mampu menghindarkan diri dari penyakit kikir dan Allah senantiasa menjaga orang-orang beriman kepada Nya dari penyakit hati ini dan memberikan kebahagiaan dan keberuntungan di akherat. Allah SWT berfirman "Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir,kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang
tidak mau meminta)" (QS. Al-Ma'arij:19-25).
Seorang muslim yang dermawan, melalui zakat, dibersihkan dan dijaga Allah SWT dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta bendanya. dan Melalu zakat pula, Allah SWT akan menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hatinya dan memperkembangkan harta bendanya. "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka
dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman
jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS.At-Taubah: 103)
Allah SWT pasti menjamin bagi orang muslim yang dermawan terbebas dari penyakit kikir dan akan mendapat kebahagiaan dan keberuntungan di akherat. "Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor)
sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang
berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan
dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan
mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun
mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka
itulah orang orang yang beruntung" (QS. Al-Hasyr: 9).
Untuk menumbuhkan akhlak dermawan pada diri seorang muslim, maka diperlukan usaha melalui pendidikan dan latihan. Seorang muslim harus memahami dan mengkaji sumber-sumber syariat Islam sebagai pedoman hidupnya yaitu al-Qur'an dan Hadits Nabi SAW.
Perintah Allah SWT kepada orang-orang beriman yang harus dikaji dan direnungkan untuk menumbuhkan akhlak kedermawanan, di antara adalah:
"Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari
mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah
orang-orang yang merugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum
datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya
Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat,
yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh" (QS. A-Munafiqun: 9-10).
"Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya
cukup, serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa." (QS. Al-Lail: 5-11).

"
Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal
Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? Tidak sama di antara kamu
orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah).
Mereka lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya)
dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka
(balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."(QS.Al-Hadid: 10).
"Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah
yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja
harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk
kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari
keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu
akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya
(dirugikan)." (QS. Al-Baqarah: 272).
Kemudian Hadits Nabi SAW, yang perlu dikaji dan direnungkan dalam menumbuhkan akhlak kedermawanan adalah:
"Sesungguhnya Allah Maha Pemurah, mencintai kemurahan dan mencintai akhlak mulia serta membenci akhlak yang rendah." (HR. At-Thabrani, Al-Baihaqi, dan Al-Hakim)
"Tidak boleh iri kecuali pada dua perkara: Orang yang dikaruniai Allah harta kemudian membelanjaka di dalam kebenaran (mengalahkan perasaan kikirnya), dan orang yang dikaruniai hikmah, kemudian dia mengamalkan dan mengajarkannya." (HR. Bukhari [73])
"Siapa dari kalian yang lebih menyukai harta ahli warisnya daripada harta sendiri? Para sahabat bertanya, "Duhai Rasulullah tidak ada seorang pun dari kami yang lebih suka, kecuali pada hartanya sendiri." Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya hartanya adala yang telah diberikan (sedekahkan) dan yang tersisa (terakhir) adalah harta ahli warisnya." (HR. Bukhari [6442])
"Takutlah terhadap api neraka walau dengan (bersedekah) sebelah kurma." (HR. Al-Bukhari [1417])
"Tidaklah (hidup) para hamba di tiap pagi hari kecuali ada dua malaikat yang turun, salah satunya mengatakan, "Ya Allah berilah pengganti bagi yang berinfaq." dan yang lain berkata, " Ya Allah berilah kepada orang yang pelit kebangkrutan." (HR. Al-Bukhari [1442]).
"Takutlah dari kikir karena sesungguhnya kikir telah menghancurkan (umat) sebelum kamu, yang membawa mereka kepada pertumpahan darah dan menghalalkan keharaman mereka." (HR. Muslim [2578]).
"Siapa yang bersedekah senilai sebiji kurma dari usaha yang baik, sedang Allah tidak menerima kecuali yang baik, maka Allah menerimanya dengan tangan kanan-Nya, kemudian mengembangkannya untuk pemiliknya, sebagaimana salah seorang dari kamu mengembangkan modalnya, sampai menjadi seperti gunung." (HR. Al-Bukhari [1410] dan Muslim [1014])
Referensi:
Syeikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Pedoman Hidup Seorang Muslim. Jakarta: PT Megatama Sofwa Pressindo, hal.261-263